Konsep Dasar Persalinan, BAB 1 - Jilid 1
Konsep Dasar Persalinan - Untuk wanita yang baru pertama kali merasakan kehamilan, tentunya harus mengetahui konsep-konsep mengenai masa awal kehamilan sampai masa kelahiran si bayi. Nah, disini kami Toko Obat Herbal ingin berbagi informasi seputar kesehatan bagi wanita hamil. Pembahasan yang akan kami berikan dalam artikel ini mengenai konsep-konsep dasar persalinan bagi wanita hamil. Simak selengkapnya.
Konsep Persalinan
Pengertian
- Persalinan ialah proses membuka serta menipisnya serviks dan juga janin yang turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran ialah proses dimana si janin dan juga ketuban didorong keluar dengan melalui jalan lahir.
- Persalinan ialah proses pengeluaran hasil dari konsepsi (ari dan janin) yang telah cukup bulan atau juga bisa diluar kandungan melalui jalan lahir ataupun juga melalui jalan lain, dengan bantuan atau juga tidak dengan bantuan sama sekali (kekuatan sendiri).
- Persalinan ialah kontraksi uterus teratur yang menyebabkan dilatasi serviks, sehingga mendorong si janin melalui jalan lahir.
- Persalinan ialah kontraksi uterus teratur yang menyebabkan penipisan serta dilatasi serviks, sehingga hasil dari konsepsi bisa dikeluarkan.
- Persalinan ialah proses dimana si bayi, plasenta dan juga ketuban keluar dari uterus.
Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian di atas tersebut, bisa disimpulkan bahwa persalinan adalah sebuah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang bisa hidup diluar uterus yang melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut bisa dikatakan normal atau juga spontan jika si bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa adanya bantuan alat-alat maupun pertolongan medis lainnya, dan juga tidak melukai si ibu melahirkan dan juga si bayinya.Pada umumnya sih, proses tersebut berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Tanda mulainya persalinan
Terdapat adanya beberapa teori-teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his, sehingga menjadi awal mula terjadinya pada proses persalinan tersebut, meskipun sampai saat ini belum bisa diketahui dengan secara pasti penyebab terjadinya persalinan.
1. Teori penurunan progesteron
- Kadar hormon progesteron pada ibu hamil akan mulai menurun, kira-kira 1-2 minggu sebelum proses persalinan dimulai. Terjadinya kontraksi otot polos uterus pada proses persalinan bisa menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa yang belum diketahui dengan secara pasti apa penyebabnya, namun terdapat beberapa kemungkinannya sepert:
- Hipoksia pada miometriumyang sedang dalam kontraksi
- Adanya tekanan dari ganglia saraf pada serviks dan juga uterus dibagian bawah otot-otot yang sedang saling bertautan.
- Peregangan serviks ketika dilatasi atau juga pendataran serviks, yakni pemendekan saluran serviks dari jarak panjang sekitar 2 cm kemudian hanya menjadi berupa nuara melingkar dan dengan tepi hampir setipis kertas.
- Peritoneum yang ada di atas fundus akan mengalami peregangan.
2. Teori keregangan
- Ukuran dari uterus yang semakin membesar serta mengalami penegangan akan bisa mengakibatkan otot-otot dari uterus mengalami masalah iskemia, sehingga mungkin bisa menjadi faktor penyebab yang bisa mengganggu sirkulasi uteroplasenta, yang mana pada akhirnya akan membuat plasenta tersebut mengalami degenerasi.Saat uterus berkontraksi dan juga menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, maka tekanan hidrostatik kantong amnion tersebut akan melebarkan saluran serviks.
3. Teori oksitosin interna
- Hipofisis posterior akan menghasilkan hormon oksitosin, dikarenakan adanya perubahan dari keseimbangan antara estrogen dan juga progesteron yang bisa mengubah tingkat sensitivitas otot-otot rahim serta akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang mana disebut sebagai 'Braxton Hicks'. Penurunan kadar progesteron dikarenakan usia kehamilan seseorang yang sudah menua, yang mana akan bisa mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat.
Dan beberapa tanda-tanda dimulainya dari proses persalinan yakni sebagai berikut.
1. Terjadinya his persalinan
Sifat dari his persalinan adalah :
- Pinggang akan terasa sakit serta menjalar ke depan.
- Sifatnya sangat teratur, dan interval semakin pendek serta kekuatan semakin besar.
- Semakin beraktivitas (jalan), kekuatan akan semakin bertambah.
2. Pengeluaran lendir dengan darah
Terjadinya his persalinan akan mengakibatkan terjadinya perubahan serviks, yang mana perubahan serviks ini akaan menimbulkan :
- Pendataran serta pembukaan.
- Pembukaan yang menyebabkan lendir pada kanalis servikalis terlepas.
- Terjadinya pendarahan sebabkan oleh kapile pembuluh darah pecah.
3. Pengeluaran cairan
Dibeberapa kasus pada proses persalinan pasti akan terjadi pecahnya ketuban. Sebagian besarnya, keadaan seperti seperti ini terjadi ketika menjelang pembukaan lengkap. Setelah terjadi pecahnya ketuban, diharapkan untuk proses persalinan bisa berlangsung kurang dari 24 jam.
4. Hasil-hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam
- Perlunakan serviks.
- Pendataran serviks.
- Pembukaan serviks.
Secara umumnya, proses persalinan berlangsung alamiah, akan tetapi dibutuhkan sebuah pemantauan yang khusus dikarenakan setiap ibu mempunyai kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga bisa mengurangi resiko kematian apda ibu dan si janin saat proses persalinan. Selain itu juga, terjadi karena faktor kesalahan pada penolong dalam proses persalinan, baik tenaga dari non-kesehatan seperti 'dukun' maupun tenaga kesehatan seperti bidan dan sebagainya.
Bidan ini merupakan tenaga kesehatan, dimana dalam profesinya bidan akan selalu berdampingan bersama wanita yang nantinya akan menjadi sahabat atau teman dan juga tempat seorang ibu hamil yang menceritakan segala keluh kesahnya mengenai masalah kesehatan. Pelayanan kesehatan yang akan diberikan oleh bidan yaitu mengacu kepada lima aspek penting yang selalu wajib untuk diperhatikan. Aspek-aspek tersebut ialah sebagai berikut :
- Bagaimana proses mengenai pengambilan keputusan pada klink oleh seorang bidan ketika memberikan pelayanan pada pasiennya, yang terutama disaat bidan bekerja secara mandiri.
- Pelayanan yang mengacu kepada pemberian asuhan sayang ibu dan juga sayang bayi.
- Hal yang paling penting saat ini yaitu bagaimana si bidan belum mengetahui atau juga belum melaksanakan pencatatan medik dalam pelayanan.
- Salah satu tugas dari bidan ialah rujukan, sehingga bidan harus mengetahui hal-hal penting mengenai rujukan.
Adapun faktor-faktor penyebab lain yang bisa memenuhi jalannya proses persalinan ialah penumpang (passenger), jalan lahir (passage), kekuatan/tenaga (power), posisi ibu hamil (positioning), dan juga respons psikologis (psychology response). Masing-masing seluruh faktor-faktor tersebut dijelaskan berikut dibawah ini.
1. Penumpang (Passenger)
- Penumpang dalam proses persalinan ialah janin dan juga plasenta. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai janin yaitu ukuran kepala si janin, letak, presentase, sikap dan juga posisi. Sedangkan untuk yang diperhatikan dari plasenta yaitu letak, besar dan juga luasnya.
2. Jalan lahir (Passage)
- Jalan lahir itu terbagi menjadi dua yakni lahir keras dan juga lahir lunak. Hal-hal yang harus diperhatikan dari jalan lahir keras ialah ukuran serta bentuk tulang panggul. Sedangkan yang harus diperhatikan dari jalan lahir lunak ialah segmen bawah uterus yang bisa meregang, otot dasar panggul, serviks, vagina dan juga introitus vagina.
3. Kekuatan (Power)
- Faktor kekuatan juga terbagi dalam dua bagian yakni seperti :
- Kekuatan Primer (Kontraksi Involunter) - Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan kemudian dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang digunakan buat menggambarkan kontraksi involunter tersebut antara lain ialah frekuensi, durasi dan juga intensitas kontraksi. Kekuatan primer tersebut mengakibatkan serviks menipis {effacement} serta berdilatasi, sehingga si janin turun.
- Kekuatan Sekunder (Kontraksi volunter) - Pada kekuatan ini, otot diafragma dan juga abdomen si ibu berkontraksi serta mendorong keluar isi ke jalan lahir, sehingga akan menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan tersebut akan menekan uterus pada seluruh sisi dan juga menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder tak memengaruhi dilatasi serviks, namun setelah dilatasi serviks lengkap, maka kekuatan tersebut cukup penting dalam hal usaha mendorong keluar dari uterus dan juga vagina.
4. Posisi ibu (Positioning)
- Posisi si ibu hamil bisa mempengaruhi adaptasi anatomi dan juga fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang diberikan kepada si ibu untuk bertujuan dalam menghilangkan rasa letih, memperbaiki sirkulasi dan juga memberikan rasa nyaman. Posisi tegak, contohnya seperti posisi berdiri, duduk, berjalan dan juga jongkok akan memberikan sejumlah keuntungan, salah satunya ialah memungkinkan gaya gravitasi akan membantu penurunan si janin. Selain itu juga, posisi tersebut dianggap bisa mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
5 Respons psikologi (Psychology Response)
- Respons psikologi seorang ibu bisa dipengaruhi oleh :
- Dukungan dari sang ayah bayi / pasangan selama masa proses persalinan.
- Dukungan dari kakek-nenek atau saudara selama proses persalinan.
- Saudara kandung si bayi selama proses persalinan.
Tahapan Persalinan
- Tahapan dari persalinan itu terdiri atas 4 kala. Kala l (pembukaan), kala ll (pengeluaran janin), kala lll (pelepasan plasenta) dan kala lV (pengawasan/observasi/pemulihan).
Kala l (Kala Pembukaan)
Kala l dimulai dari ketika proses persalinan mulai dari nol hingga pembukaan lengkap (10 cm). Proses tersebut terbagi menjadi 2 fase, yakni:
1. Fase Laten; Berlangsung selama 8 jam, serviks terbuka sampai 3 cm.
2. Fase Aktif; Berlangsung selama 7 jam, serviks terbuka dari 4 cm hingga 10 cm, kontraksi akan lebih kuat dan juga lebih sering, dibagi dalam 3 fase yakni :
- Fase akselerasi, hanya dalam waktu 2 jam saja pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal, hanya dalam waktu 2 jam saja pembukaan berlangsung dengan cepat dari 4 cm sampai menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi, Pembukaan akan menjadi lambat sekali hanya dalam waktu 2 jam saja pembukaan 9 cm sampai menjadi lengkap.
Proses di atas tersebut terjadi pada primigravida atau juga multigravida, namun pada multigravida mempunyai jangka waktu yang jauh lebih pendek. Sedangkan pada primigravida, kala l akan berlangsung kurang lebih 12 jam, dan sedangkan pada multigravida berlangsung selama kurang lebih 8 jam.
Kala ll (Pengeluaran Janin)
- Gejala utama pada kala ll yaitu sebagai berikut :
- His makin kuat, dengan interval 2 hingga 3 menit, dan dengan durasi 50 hingga 100 detik.
- Menjelang akhir kala l, ketuban akan pecah dengan ditandai adanya pengeluaran cairan yang secara mendadak.
- Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap akan diikuti dengan keinginan untuk mengejan yang di akibatkan tertekannya pleksus Franken hauser.
- Kedua kekuatan his dan juga mengejan akan lebih mendorong si kepala bayi, sehingga akan terjadi;
- Kepala membuka pintu.
- Subocciput bertindak sebagai hipomoglian, dan kemudian secara berturut-turut lahir si ubun-ubun besar, hidung, dahi, muka dan juga kepala seluruhnya.
- Kepala lahir seluruhnya dengan diikuti oleh putar paksi luar yakni penyesuaian kepala pada punggung.
- Setelah putar paksi luar berlangsung, persalinan si bayi ditolong dengan cara;
- Kepala dipegang pda os occiput dan dibawah dagu, lalu ditarik dengan menggunakan cunam kebawah supaya melahirkan bahu depan serta ke atas supaya melahirkan bahu belakang.
- Setelah kedua bahu tersebut lahir, ketiak dikait supaya melahirkan sisa badan si bayi.
- Bayi lahir dengan diikuti sisa air ketuban.
- Lamanya kala ll untuk primigravida 1, 5 sampai 2 jam dan juga multigravida 1, 5 hingga 1 jam.
Kala lll (pelepasan Plasenta)
- Kala lll dimulai segera setelah si bayi lahir hingga lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari sebanyak 30 menit saja. Proses lepasnya plasenta bisa diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda seperti dibawah ini.
- Uterus menjadi bulat (bundar).
- Uterus terdorong keatas, sebab plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
- Tali pusat makin bertambah panjang.
- Terjadi sebuah semburan darah secara tiba-tiba.
Cara melahirkan plasenta ialah dengan menggunakan teknik dorsokranial.
Pengeluaran Selaput Ketuban - Selaput janin umumnya (biasanya) lahir dengan sangat mudah, tetapi terkadang masih ada saja bagian plasenta yang tertinggal. Dan bagian tertinggal tersebut itu bisa dikeluarkan dengan cara;
- Menarik perlahan-lahan.
- Memutar ataupun memilinnya seperti tali.
- Memutar pada klem.
- Manual atau juga digital.
Plasenta dan juga selaput ketuban harus diperiksa dengan secara teliti saat setelah dilahirkan. Apakah dari tiap bagian plasenta lengkap atau juga tidak lengkap. Bagian plasenta yang diperiksa adalah permukaan maternal-nya yang pada normalnya mempunyai 6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan juga apakah terdapat adanya tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan tersebut bisa menyebabkan pendarahan yang banyak serta infeksi.
Kala lll tersebut ini terdiri atas 2 fase, yakni;
1. Fase Pelepasan Plasenta
Beberapa cara-cara pelepasan plasenta antara lain ialah:
- Schultze - Proses lepasnya plasenta layaknya seperti menutup payung. Cara tersebut merupakan sebuah cara yang sangat paling sering terjadi (80%). Bagian yang lepas terlebih dahulu yaitu bagian tengah, kemudian terjadi retroplasental hematoma yang mana menolak plasenta mula-mula bagian tengah, dan kemudian seluruhnya. Menurut cara tersebut, perdarahan biasanya (umumnya) tidak ada sebelum plasenta lahir dengan jumlah yang banyak setelah lahir.
- Duncan - Berbeda dengan yang sebelumnya, mengenai cara ini lepasnya plasenta dimulai dari pinggir 20%. Kemudian darah akan mengalir keluar diantara selaput ketuban. Dan bahkan pengeluarannya pun juga serempak dari tengah dan juga pinggir plasenta.
2. Fase Pengeluaran Plasenta
Untuk mengetahui perasat-perasat lepasnya plasenta yaitu seperti dibawah ini:
Kustner - Dengan meletakkan tangan dan juga disertai tekanan diatas simfisis, tali pusat ditegangkan, maka jika tali pusat masuk, berarti tandanya belum lepas. Tetapi jika diam saja atau maju, berarti sudah lepas.
Klein - Sewaktu ada his, rahim akan didorong sedikit. Jika tali pusat kembali berarti tandanya belum lepas, namun jika diam saja atau juga turun berarti tandanya sudah lepas. (cara tersebut sudah tak digunakan lagi).
Strassman - Tegangkan tali pusat lalu ketok pada fundus, jika tali pusatnya bergetar itu tandanya plasenta masih belum lepas, namun jika tidak bergetar itu tandanya sudah lepas. Tanda-tandanya plasenta sudah lepas ialah rahim akan menonjol diatas simfisis, dan tali pusat akan bertambah panjang, rahim bulat (bundar) dan keras, serta keluarnya darah secara tiba-tiba.
Kala lV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Kala lV tersebut dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam postpartum. Kala ini, terutama bertujuan untuk melakukan sebuah observasi dikarenakan perdarahan postpartum paling sering terjadi tiap 2 jam pertama. Darah yang keluar tersebut selama perdarahan harus ditakar dengan sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada proses persalinan biasanya di sebabkan dari luka pada saat pelepasan plasenta serta robekan pada serviks dan juga perineum.
Rata-rata jumlah perdarahan yang di katakan standar atau normal yaitu 250 cc, 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih dari 500 cc, maka hal itu sudah dianggap abnormal, dengan begitu harus segera dicari apa penyebabnya. Penting untuk diingat; Jangan pernah meninggalkan wanita sedang bersalin 1 jam sesudah si bayi dan juga plasenta lahir. Sebelum pergi untuk meninggalkan wanita yang baru saja melahirkan, periksalah ulang terlebih dahulu, dan juga perhatikan 7 pokok penting berikut dibawah ini:
- Kontraksi rahim; Baik ataupun tidaknya diketahui dengan cara pemeriksaan ppalpasi. Jika dibutuhkan lakukanlah masase dan juga berikan uterotanika, misalnya seperti methergin, ermetrin dan oksitosin.
- Perdarahan; Ada atau tidak, dan banyak atau biasa.
- Kandung kemih; Harus kosong, apabila penuh maka wanita dianjurkan untuk berkemih dan jika tidak bisa, maka lakukan kateter.
- Luka-luka; Jahitannya baik atau tidak, dan ada perdarahan atau tidak.
- Plasenta dan juga selaput ketuban diharuskan lengkap.
- Keadaan umum si wanita/ibu, nadi, tekanan darah, pernapasan serta masalah lain-lainnya.
- Si bayi dalam keadaan yang baik dan sehat.
Nah, itulah info penting tentang
Konsep Dasar Persalinan tersebut. Bagi anda yang sekiranya akan mengalami proses persalinan, anda harus mengetahui konsep-konsep apa saja mengenai persalinan tersebut. Terima kasih banyak...
Produk Penjualan :
Daftar Harga-harga Obat Herbal - Toko Obat Herbal
Konsep Dasar Persalinan - Untuk wanita yang baru pertama kali merasakan kehamilan, tentunya harus mengetahui konsep-konsep mengenai masa awal kehamilan sampai masa kelahiran si bayi. Nah, disini kami Toko Obat Herbal ingin berbagi informasi seputar kesehatan bagi wanita hamil. Pembahasan yang akan kami berikan dalam artikel ini mengenai konsep-konsep dasar persalinan bagi wanita hamil. Simak selengkapnya.
Konsep Persalinan
Pengertian
- Persalinan ialah proses membuka serta menipisnya serviks dan juga janin yang turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran ialah proses dimana si janin dan juga ketuban didorong keluar dengan melalui jalan lahir.
- Persalinan ialah proses pengeluaran hasil dari konsepsi (ari dan janin) yang telah cukup bulan atau juga bisa diluar kandungan melalui jalan lahir ataupun juga melalui jalan lain, dengan bantuan atau juga tidak dengan bantuan sama sekali (kekuatan sendiri).
- Persalinan ialah kontraksi uterus teratur yang menyebabkan dilatasi serviks, sehingga mendorong si janin melalui jalan lahir.
- Persalinan ialah kontraksi uterus teratur yang menyebabkan penipisan serta dilatasi serviks, sehingga hasil dari konsepsi bisa dikeluarkan.
- Persalinan ialah proses dimana si bayi, plasenta dan juga ketuban keluar dari uterus.
Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian di atas tersebut, bisa disimpulkan bahwa persalinan adalah sebuah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang bisa hidup diluar uterus yang melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut bisa dikatakan normal atau juga spontan jika si bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa adanya bantuan alat-alat maupun pertolongan medis lainnya, dan juga tidak melukai si ibu melahirkan dan juga si bayinya.Pada umumnya sih, proses tersebut berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Tanda mulainya persalinan
Terdapat adanya beberapa teori-teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his, sehingga menjadi awal mula terjadinya pada proses persalinan tersebut, meskipun sampai saat ini belum bisa diketahui dengan secara pasti penyebab terjadinya persalinan.
1. Teori penurunan progesteron
- Kadar hormon progesteron pada ibu hamil akan mulai menurun, kira-kira 1-2 minggu sebelum proses persalinan dimulai. Terjadinya kontraksi otot polos uterus pada proses persalinan bisa menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa yang belum diketahui dengan secara pasti apa penyebabnya, namun terdapat beberapa kemungkinannya sepert:
- Hipoksia pada miometriumyang sedang dalam kontraksi
- Adanya tekanan dari ganglia saraf pada serviks dan juga uterus dibagian bawah otot-otot yang sedang saling bertautan.
- Peregangan serviks ketika dilatasi atau juga pendataran serviks, yakni pemendekan saluran serviks dari jarak panjang sekitar 2 cm kemudian hanya menjadi berupa nuara melingkar dan dengan tepi hampir setipis kertas.
- Peritoneum yang ada di atas fundus akan mengalami peregangan.
2. Teori keregangan
- Ukuran dari uterus yang semakin membesar serta mengalami penegangan akan bisa mengakibatkan otot-otot dari uterus mengalami masalah iskemia, sehingga mungkin bisa menjadi faktor penyebab yang bisa mengganggu sirkulasi uteroplasenta, yang mana pada akhirnya akan membuat plasenta tersebut mengalami degenerasi.Saat uterus berkontraksi dan juga menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, maka tekanan hidrostatik kantong amnion tersebut akan melebarkan saluran serviks.
3. Teori oksitosin interna
- Hipofisis posterior akan menghasilkan hormon oksitosin, dikarenakan adanya perubahan dari keseimbangan antara estrogen dan juga progesteron yang bisa mengubah tingkat sensitivitas otot-otot rahim serta akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang mana disebut sebagai 'Braxton Hicks'. Penurunan kadar progesteron dikarenakan usia kehamilan seseorang yang sudah menua, yang mana akan bisa mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat.
Dan beberapa tanda-tanda dimulainya dari proses persalinan yakni sebagai berikut.
1. Terjadinya his persalinan
Sifat dari his persalinan adalah :
- Pinggang akan terasa sakit serta menjalar ke depan.
- Sifatnya sangat teratur, dan interval semakin pendek serta kekuatan semakin besar.
- Semakin beraktivitas (jalan), kekuatan akan semakin bertambah.
2. Pengeluaran lendir dengan darah
Terjadinya his persalinan akan mengakibatkan terjadinya perubahan serviks, yang mana perubahan serviks ini akaan menimbulkan :
- Pendataran serta pembukaan.
- Pembukaan yang menyebabkan lendir pada kanalis servikalis terlepas.
- Terjadinya pendarahan sebabkan oleh kapile pembuluh darah pecah.
3. Pengeluaran cairan
Dibeberapa kasus pada proses persalinan pasti akan terjadi pecahnya ketuban. Sebagian besarnya, keadaan seperti seperti ini terjadi ketika menjelang pembukaan lengkap. Setelah terjadi pecahnya ketuban, diharapkan untuk proses persalinan bisa berlangsung kurang dari 24 jam.
4. Hasil-hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam
- Perlunakan serviks.
- Pendataran serviks.
- Pembukaan serviks.
Secara umumnya, proses persalinan berlangsung alamiah, akan tetapi dibutuhkan sebuah pemantauan yang khusus dikarenakan setiap ibu mempunyai kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga bisa mengurangi resiko kematian apda ibu dan si janin saat proses persalinan. Selain itu juga, terjadi karena faktor kesalahan pada penolong dalam proses persalinan, baik tenaga dari non-kesehatan seperti 'dukun' maupun tenaga kesehatan seperti bidan dan sebagainya.
Bidan ini merupakan tenaga kesehatan, dimana dalam profesinya bidan akan selalu berdampingan bersama wanita yang nantinya akan menjadi sahabat atau teman dan juga tempat seorang ibu hamil yang menceritakan segala keluh kesahnya mengenai masalah kesehatan. Pelayanan kesehatan yang akan diberikan oleh bidan yaitu mengacu kepada lima aspek penting yang selalu wajib untuk diperhatikan. Aspek-aspek tersebut ialah sebagai berikut :
- Bagaimana proses mengenai pengambilan keputusan pada klink oleh seorang bidan ketika memberikan pelayanan pada pasiennya, yang terutama disaat bidan bekerja secara mandiri.
- Pelayanan yang mengacu kepada pemberian asuhan sayang ibu dan juga sayang bayi.
- Hal yang paling penting saat ini yaitu bagaimana si bidan belum mengetahui atau juga belum melaksanakan pencatatan medik dalam pelayanan.
- Salah satu tugas dari bidan ialah rujukan, sehingga bidan harus mengetahui hal-hal penting mengenai rujukan.
Adapun faktor-faktor penyebab lain yang bisa memenuhi jalannya proses persalinan ialah penumpang (passenger), jalan lahir (passage), kekuatan/tenaga (power), posisi ibu hamil (positioning), dan juga respons psikologis (psychology response). Masing-masing seluruh faktor-faktor tersebut dijelaskan berikut dibawah ini.
1. Penumpang (Passenger)
- Penumpang dalam proses persalinan ialah janin dan juga plasenta. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai janin yaitu ukuran kepala si janin, letak, presentase, sikap dan juga posisi. Sedangkan untuk yang diperhatikan dari plasenta yaitu letak, besar dan juga luasnya.
2. Jalan lahir (Passage)
- Jalan lahir itu terbagi menjadi dua yakni lahir keras dan juga lahir lunak. Hal-hal yang harus diperhatikan dari jalan lahir keras ialah ukuran serta bentuk tulang panggul. Sedangkan yang harus diperhatikan dari jalan lahir lunak ialah segmen bawah uterus yang bisa meregang, otot dasar panggul, serviks, vagina dan juga introitus vagina.
3. Kekuatan (Power)
- Faktor kekuatan juga terbagi dalam dua bagian yakni seperti :
- Kekuatan Primer (Kontraksi Involunter) - Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan kemudian dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang digunakan buat menggambarkan kontraksi involunter tersebut antara lain ialah frekuensi, durasi dan juga intensitas kontraksi. Kekuatan primer tersebut mengakibatkan serviks menipis {effacement} serta berdilatasi, sehingga si janin turun.
- Kekuatan Sekunder (Kontraksi volunter) - Pada kekuatan ini, otot diafragma dan juga abdomen si ibu berkontraksi serta mendorong keluar isi ke jalan lahir, sehingga akan menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan tersebut akan menekan uterus pada seluruh sisi dan juga menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder tak memengaruhi dilatasi serviks, namun setelah dilatasi serviks lengkap, maka kekuatan tersebut cukup penting dalam hal usaha mendorong keluar dari uterus dan juga vagina.
4. Posisi ibu (Positioning)
- Posisi si ibu hamil bisa mempengaruhi adaptasi anatomi dan juga fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang diberikan kepada si ibu untuk bertujuan dalam menghilangkan rasa letih, memperbaiki sirkulasi dan juga memberikan rasa nyaman. Posisi tegak, contohnya seperti posisi berdiri, duduk, berjalan dan juga jongkok akan memberikan sejumlah keuntungan, salah satunya ialah memungkinkan gaya gravitasi akan membantu penurunan si janin. Selain itu juga, posisi tersebut dianggap bisa mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
5 Respons psikologi (Psychology Response)
- Respons psikologi seorang ibu bisa dipengaruhi oleh :
- Dukungan dari sang ayah bayi / pasangan selama masa proses persalinan.
- Dukungan dari kakek-nenek atau saudara selama proses persalinan.
- Saudara kandung si bayi selama proses persalinan.
Tahapan Persalinan
- Tahapan dari persalinan itu terdiri atas 4 kala. Kala l (pembukaan), kala ll (pengeluaran janin), kala lll (pelepasan plasenta) dan kala lV (pengawasan/observasi/pemulihan).
Kala l (Kala Pembukaan)
Kala l dimulai dari ketika proses persalinan mulai dari nol hingga pembukaan lengkap (10 cm). Proses tersebut terbagi menjadi 2 fase, yakni:
1. Fase Laten; Berlangsung selama 8 jam, serviks terbuka sampai 3 cm.
2. Fase Aktif; Berlangsung selama 7 jam, serviks terbuka dari 4 cm hingga 10 cm, kontraksi akan lebih kuat dan juga lebih sering, dibagi dalam 3 fase yakni :
- Fase akselerasi, hanya dalam waktu 2 jam saja pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal, hanya dalam waktu 2 jam saja pembukaan berlangsung dengan cepat dari 4 cm sampai menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi, Pembukaan akan menjadi lambat sekali hanya dalam waktu 2 jam saja pembukaan 9 cm sampai menjadi lengkap.
Proses di atas tersebut terjadi pada primigravida atau juga multigravida, namun pada multigravida mempunyai jangka waktu yang jauh lebih pendek. Sedangkan pada primigravida, kala l akan berlangsung kurang lebih 12 jam, dan sedangkan pada multigravida berlangsung selama kurang lebih 8 jam.
Kala ll (Pengeluaran Janin)
- Gejala utama pada kala ll yaitu sebagai berikut :
- His makin kuat, dengan interval 2 hingga 3 menit, dan dengan durasi 50 hingga 100 detik.
- Menjelang akhir kala l, ketuban akan pecah dengan ditandai adanya pengeluaran cairan yang secara mendadak.
- Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap akan diikuti dengan keinginan untuk mengejan yang di akibatkan tertekannya pleksus Franken hauser.
- Kedua kekuatan his dan juga mengejan akan lebih mendorong si kepala bayi, sehingga akan terjadi;
- Kepala membuka pintu.
- Subocciput bertindak sebagai hipomoglian, dan kemudian secara berturut-turut lahir si ubun-ubun besar, hidung, dahi, muka dan juga kepala seluruhnya.
- Kepala lahir seluruhnya dengan diikuti oleh putar paksi luar yakni penyesuaian kepala pada punggung.
- Setelah putar paksi luar berlangsung, persalinan si bayi ditolong dengan cara;
- Kepala dipegang pda os occiput dan dibawah dagu, lalu ditarik dengan menggunakan cunam kebawah supaya melahirkan bahu depan serta ke atas supaya melahirkan bahu belakang.
- Setelah kedua bahu tersebut lahir, ketiak dikait supaya melahirkan sisa badan si bayi.
- Bayi lahir dengan diikuti sisa air ketuban.
- Lamanya kala ll untuk primigravida 1, 5 sampai 2 jam dan juga multigravida 1, 5 hingga 1 jam.
Kala lll (pelepasan Plasenta)
- Kala lll dimulai segera setelah si bayi lahir hingga lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari sebanyak 30 menit saja. Proses lepasnya plasenta bisa diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda seperti dibawah ini.
- Uterus menjadi bulat (bundar).
- Uterus terdorong keatas, sebab plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
- Tali pusat makin bertambah panjang.
- Terjadi sebuah semburan darah secara tiba-tiba.
Cara melahirkan plasenta ialah dengan menggunakan teknik dorsokranial.
Pengeluaran Selaput Ketuban - Selaput janin umumnya (biasanya) lahir dengan sangat mudah, tetapi terkadang masih ada saja bagian plasenta yang tertinggal. Dan bagian tertinggal tersebut itu bisa dikeluarkan dengan cara;
- Menarik perlahan-lahan.
- Memutar ataupun memilinnya seperti tali.
- Memutar pada klem.
- Manual atau juga digital.
Plasenta dan juga selaput ketuban harus diperiksa dengan secara teliti saat setelah dilahirkan. Apakah dari tiap bagian plasenta lengkap atau juga tidak lengkap. Bagian plasenta yang diperiksa adalah permukaan maternal-nya yang pada normalnya mempunyai 6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan juga apakah terdapat adanya tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan tersebut bisa menyebabkan pendarahan yang banyak serta infeksi.
Kala lll tersebut ini terdiri atas 2 fase, yakni;
1. Fase Pelepasan Plasenta
Beberapa cara-cara pelepasan plasenta antara lain ialah:
- Schultze - Proses lepasnya plasenta layaknya seperti menutup payung. Cara tersebut merupakan sebuah cara yang sangat paling sering terjadi (80%). Bagian yang lepas terlebih dahulu yaitu bagian tengah, kemudian terjadi retroplasental hematoma yang mana menolak plasenta mula-mula bagian tengah, dan kemudian seluruhnya. Menurut cara tersebut, perdarahan biasanya (umumnya) tidak ada sebelum plasenta lahir dengan jumlah yang banyak setelah lahir.
- Duncan - Berbeda dengan yang sebelumnya, mengenai cara ini lepasnya plasenta dimulai dari pinggir 20%. Kemudian darah akan mengalir keluar diantara selaput ketuban. Dan bahkan pengeluarannya pun juga serempak dari tengah dan juga pinggir plasenta.
2. Fase Pengeluaran Plasenta
Untuk mengetahui perasat-perasat lepasnya plasenta yaitu seperti dibawah ini:
Kustner - Dengan meletakkan tangan dan juga disertai tekanan diatas simfisis, tali pusat ditegangkan, maka jika tali pusat masuk, berarti tandanya belum lepas. Tetapi jika diam saja atau maju, berarti sudah lepas.
Klein - Sewaktu ada his, rahim akan didorong sedikit. Jika tali pusat kembali berarti tandanya belum lepas, namun jika diam saja atau juga turun berarti tandanya sudah lepas. (cara tersebut sudah tak digunakan lagi).
Strassman - Tegangkan tali pusat lalu ketok pada fundus, jika tali pusatnya bergetar itu tandanya plasenta masih belum lepas, namun jika tidak bergetar itu tandanya sudah lepas. Tanda-tandanya plasenta sudah lepas ialah rahim akan menonjol diatas simfisis, dan tali pusat akan bertambah panjang, rahim bulat (bundar) dan keras, serta keluarnya darah secara tiba-tiba.
Kala lV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Kala lV tersebut dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam postpartum. Kala ini, terutama bertujuan untuk melakukan sebuah observasi dikarenakan perdarahan postpartum paling sering terjadi tiap 2 jam pertama. Darah yang keluar tersebut selama perdarahan harus ditakar dengan sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada proses persalinan biasanya di sebabkan dari luka pada saat pelepasan plasenta serta robekan pada serviks dan juga perineum.
Rata-rata jumlah perdarahan yang di katakan standar atau normal yaitu 250 cc, 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih dari 500 cc, maka hal itu sudah dianggap abnormal, dengan begitu harus segera dicari apa penyebabnya. Penting untuk diingat; Jangan pernah meninggalkan wanita sedang bersalin 1 jam sesudah si bayi dan juga plasenta lahir. Sebelum pergi untuk meninggalkan wanita yang baru saja melahirkan, periksalah ulang terlebih dahulu, dan juga perhatikan 7 pokok penting berikut dibawah ini:
- Kontraksi rahim; Baik ataupun tidaknya diketahui dengan cara pemeriksaan ppalpasi. Jika dibutuhkan lakukanlah masase dan juga berikan uterotanika, misalnya seperti methergin, ermetrin dan oksitosin.
- Perdarahan; Ada atau tidak, dan banyak atau biasa.
- Kandung kemih; Harus kosong, apabila penuh maka wanita dianjurkan untuk berkemih dan jika tidak bisa, maka lakukan kateter.
- Luka-luka; Jahitannya baik atau tidak, dan ada perdarahan atau tidak.
- Plasenta dan juga selaput ketuban diharuskan lengkap.
- Keadaan umum si wanita/ibu, nadi, tekanan darah, pernapasan serta masalah lain-lainnya.
- Si bayi dalam keadaan yang baik dan sehat.
Nah, itulah info penting tentang
Konsep Dasar Persalinan tersebut. Bagi anda yang sekiranya akan mengalami proses persalinan, anda harus mengetahui konsep-konsep apa saja mengenai persalinan tersebut. Terima kasih banyak...
Produk Penjualan :
Daftar Harga-harga Obat Herbal - Toko Obat Herbal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDVhP7wI3VXmXgmZb2xl8jARBNN9JkaaG-XKrvHaHhztbW0mTf-5LjnbwktAqZ6hNyFBAcmf0mwyEaFj4PJcV47yS5-Dn3IXtbJz4EaCBre8szA1eFVlDbGFLydQe2t5g_ootv4XxzQbY/s72-c/konsep+dasar+persalinan.png